Dari Seto sampai Hendika Arga
Akhir-akhir ini linimasa saya dipenuhi dengan seruan tuntutan mundurnya pelatih, pemain serta manajemen klub. Nah, tagar dengan angka 8 membuat saya berpikir tentang nomor punggung tersebut di PSIM. Apa iya angka 8 di PSIM itu beban tim? Sepertinya bukan malah mereka menjadi nyawa dari klub ketika berjuang dalam kompetisi. Yuk mari kita sisir siapa saja yang pernah berkostum Laskar Mataram.
- Seto Nurdiyantara
Pemain asal Kalasan ini dibutuhkan sebagai penambah serangan PSIM yang terbilang kurang garang pada musim perdana Liga Indonesia !994/1995. Seto yang saat itu bermain di tingkat amatir merasakan karir profesionalnya bersama Laskar Mataram. Seto terbukti menjadi pemain inti dalam beberapa pertandingan. Ia mengenakan nomor punggung 8 saat itu ketika di Timnas Seto juga menggunakan nomor punggung yang sama. - Sudarmaji
Darmaji begitu sapaan pemain asal Bantul yang beroperasi di sisi kiri pertahanan PSIM. Darmaji sudah memperkuat PSIM sejak bermain di level Piala Suratin. Ia pernah bersaksi membobol gawang Persis Solo Junior melalui tendangan penjuru. Bola itu langsung masuk ke gawang yang dijaga Ari Supriarso. Sayang karir Darmaji tidak terlalu lama di sepakbola. Ia memutuskan pensiun lebih awal karena cedera. Kini Darmaji merupakan staf pelatih Persiba Bantul. - Wawan Sucahyo
Pemain asal Sukoharjo ini datang ke Jogja untuk menuntut ilmu dengan masuk UGM melalui jalur bibit unggul dan prestasi. Selama di Jogja, Ia memperkuat GAMA dan mendapatkan fasilitas mes sehingga dirinya tidak perlu susah-susah mencari tempat tinggal selama di Jogja. Bergabung dengan PSIM pada musim 2003, Wawan Sucahyo kerap mencetak gol. Meski terlihat klemar-klemer namun ia sangat ganas ketika mengolah bola di depan gawang. Salah satu aksinya adalah solorun dan mengelabuhi kiper Arema Malang, Achmad Kurniawan. Dengan tenang menjadi salah satu ketenangannya dalam mencetak gol. - Benson
Meski hanya semusim bermain untuk tim Laskar Mataram pada musim 2006, Benson menjadi tumpuan lini tengah. Ia kerap melesakkan tendangan dari jarak jauh dan tak jarang membahayakan. Usai membela PSIM, Benson berkelana ke beberapa tim Liga Indonesia, Persita, Arema Malang hingga Persitara Jakarta Utara pernah menggunakan jasanya. - Hendika Arga
Arga adalah pemain muda potensial di PSIM. Bergabung ketika usia muda, pemain Tunas Jogja ini memberikan garansi bahwa pos yang ditinggalkan oleh Nova Zaenal. Ia sempat menggunakan nomor punggung 88 ketika melakukan debutnya. Baru musim berikutnya ia mengubah nomor punggungnya menjadi 8. Masih ingat betul tendangan jarak jauhnya ke gawang Persibat Batang ketika ISC B 2016, membuka asa poin penuh di kandang lawan. Namun sayang PSIM harus puas berbagi poin satu setelah tuan rumah berhasil menyamakan kedudukan. - Witan Sulaeman
Kedatangan pemain level timnas meski tingkat junior membuat Hendika Arga mengantikan nomor punggungnya menjadi 90. Witan mewarisi nomor punggung 8 tersebut. Pemain asal Palu ini memberi warna baru bagi lini tengah PSIM. Ia rajin menyisir dari tepi dan berakhir dengan penertarasi ke pertahanan lawan. Tak jarang aksinya berbuah peluang yang mampu dikonversikan Gonzales sebagai gol.
Dimaz Maulana
Bawahskor